Syok
sirkulasi berarti ketidakcukupan aliran darah di seluruh tubuh sehingga
jaringan tubuh mengalami kerusakan akibat terlalu sedikitnya aliran, terutama terlampau
sedikitnya penyediaan oksigen dan zat makanan lainnya bagi sel-sel jaringan.
Bahkan sistem kardiovaskular itu sendiri--otot jantung, dinding pembuluh darah,
sistem vasomotor, dan bagian-bagian sirkulasi lainnya-mulai rusak, sehingga
syok secara progresif menjadi lebih buruk.
PENYEBAB
FISIOLOGIK SYOK
Syok
Sirkulasi yang Disebabkan oleh Penurunan Curah Jantung
Syok
biasanya disebabkan oleh curah jantung yang tidak mencukupi. Ada dua macam
faktor yang dapat memperberat penurunan curah jantung.
1.
Kelainan jantung yang menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah.
Kelainan
ini
meliputi khususnya (1) infark miolcordium tetapi juga (2) keadaan toksik
jantung, (3) disfungsi katup jantung yang berat, (4) aritmia jantung, dan
keadaan lainnya. Syok sirkulasi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
pemompaan jantung disebut syok kardiogenik.
2. Faktor-faktor
yang menurunkan alir balik vena. Penyebab paling sering dari penurunan alir
balik vena adalah (l) penurunan volume darah, tetapi alir balik vena juga dapat
berkurang sebagai akibat (2) penunlnan tonus vaskular, terutama penampung
darah, vena, atau (3) obstruksi aliran darah pada beberapa tempat di sirkulasi,
terutama di Iintasan alir balik vena ke jantung.
Syok
Sirkulasi yang Terjadi Tanpa Mengurangi Curah Jantung
Kadang-kadang,
curah jantung besarnya normal atau bahkan melebihi normal dan ternyata
penderita dalam keadaan syok sirkulasi. Hal ini dapat merupakan akibat dari (l)
metabolisme tubuh yang berlebihan, sehingga bahkan curah jantung yang normal
pun tidak mencukupi, atau (2) pola perfusi jaringan yang abnormal, sehingga
sebagian besar curah jantung mengalir melalui pembuluh darah di samping pembuluh
yang menyediakan nutrisi bagi jaringan lokal. Keadaan ini paling sering
terlihat pada jenis syok yang disebut syok septik, yang jugu disebut
"keracunan darah."
Untuk
sementara, penting untuk dicatat bahwa semua ini mengakibatkan kurangnya
penyediaan zat makanan ke seluruh jaringan atau sedikitnya bagi jaringan kritis
dan kurangnya pembuangan produk buangan sel dari jaringan.
Tahap-Tahap
Syok
Karena
sifat-sifat khas dari syok sirkulasi dapat berubah pada berbagai derajat
keseriusan, syok dibagi dalam tiga tahap utama berikut:
l.
Tahap nonprogresif (kadang-kadang disebut juga tahap kompensasi), sehingga
mekanisme
kompensasi
sirkulasi norrnal akhirnya akan menyebabkan pemulihan sempurna tanpa dibantu
terapi
dari luar.
2.
Tahap progresrl ketika syok menjadi semakin buruk sampai timbul kematian.
3.
Tahap ireversibel, ketika syok telah jauh berkembang sedemikian rupa sehingga
semua
SYOK
YANG DISEBABKAN OLEH HIPOVOLEMIA-SYOK HEMORAGIK
Hipovolemia
berarti berkurangnya volume darah. Perdarahan adalah penyebab paling sering
dari syok hipovolemik.
Perdarahan
akan menurunkan tekanan pengisian sirkulasi dan, sebagai akibatnya, menurunkan
alir balik vena. Sebagai hasilnya, curah jantung menurun di bawah normal dan
timbul syok. Semua tingkat syok dapat timbul karena perdarahan, dari
pengurangan curah jantung yang paling ringan sampai penghentian sama sekali
curah jantung, bergantung pada jumlah darah yang hilang.
Syok
Hemoragik Nonprogresif dan Progresif
Syok
Hemoragik Nonprogresif Syok Terkompensasi
Jika
syok tidak cukup berat untuk menimbulkan keadaan progresifnya sendiri,
penderita akan pulih kembali. Karena itu, syok dengan tingkat yang lebih ringan
disebut syok nonprogresif. Keadaan ini juga disebut syok terkontpensasi, yang
berarti bahwa refleks simpatis dan faktor-faktor lainnya telah melakukan kompensasi
secukupnya guna mencegah kerusakan sirkulasi lebih lanjut.
Faktor-faktor
yang menyebabkan penderita pulih kembali dari syok tingkat sedang merupakan
mekanisme pengaturan umpan balik negatif dari sirkulasi yang berusaha untuk
mengembalikan curah jantung dan tekanan arteri kembali ke nilai normal. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1 .
Refleks baroreseptor, yang. Menimbulkan rangsangan simpatis kuat pada
sirkulasi.
2.
Respons iskemik sistem saraf pusat, yang menimbulkan rangsangan , simpatis yang
bahkan
lebih
kuat lagi di seluruh tubuh retapi ridak aktif secara menyolok sampai tekanan
arteri turun
di bawah 50 mm Hg.
3.
Stres-relaksasi timbal balik dari sistem sirkulasi, yang menyebabkan pembuluh
darah berkontraksi
seiring dengan pengurangan volume darah, sehingga volume darah yang tersedia akan
lebih dari cukup untuk memenuhi sirkulasi.
4.
Pemhentukan angiotensin,, yang menimbulkan konstriksi arteri perifer dan
menyebabkan peningkatan penahanAn air dan garam oleh ginjal, keduanya akan
membantu mence gah berlanjutnya syok.
5.
Pembentukan vasopresin (hormon antidiuretik), yang meninrbulkan konstriksi
arteri dan vena
perifer serta sangat meningkatkan retensi air oleh ginjal.
6.
Mekanisme kompensasi yang mengembalikan volume darah ke arah normal, termasuk
absorpsi sejumlah besar cairan dari traktus intestinal, absorpsi cairan dari
ruang interstisial tubuh ke dalam kapiler darah, penahanan air dan garam oleh
ginjal, dan peningkatan rasa haus serta kenaikan selera untuk garam, yang menyebabkan
orang minurn air dan makan makanan asin jika dapat.
Refleks
simpatis menyediakan bantuan segera untuk proses pemulihan, karena refleks ini
akan terangsang secara maksimal dalam waktu 30 detik setelah perdarahan.
Mekanisme angiotensin dan vasopresin, juga stres-relaksasi timbal balik yang
menimbulkan kontraksi pembqluh darah dan tempat penampungan vena, semuanya membutuhkan
waktu l0 rnenit sampai I jam untuk berespons secara lengkap, namun demikian,
refleks ini sangat membantu dalam meningkatkan tekanan arteri atau meningkatkan
tekanan pengisian sirkulasi, dan dengan demikian rneningkatkan kembalinya darah
ke jantung. Akhirnya, penyesuaian kembali volume darah melalui absorpsi cairan
dari ruang interstisial dan traktus intestinal juga konsumsi dan absorpsi
sejumlah cairan dan garam tambahan mungkin memerlukan waktu dari I sampai 48 jam, tetapi pemulihan akhirnya
terjadi, sehingga syok tidak menjadi cukup berat untuk memasuki tahap
progresif.
"Syok
Progresif" Akibat Lingkaran Setan Kerusakan Kardiovaskular
Sekali
syok telah menjadi cukup berat, struktur sistem sirkulasi mulai rusak dan
berbagai bentuk umpan balik positif timbul, yang dapat menyebabkan suatu lingkaran
setan dari penurunan progresif curah jantung. Keadaan ini disebut "syok
progresif."
Depresi
JANTUNG. Bila tekanan arteri turun cukup rendah, aliran darah koroner menurun
di bawah jumlah yang diperlukan untuk nutrisi yang adekuat bagi miolcardium.
Hal ini akan melemahkan jantung dan, dengan demikian, lebih menurunkan curah
juntung, Jadi, siklus umpan balik positif telah timbul, dimana syok menjadi
semakin hebat.
Salah
satu sifat utama dari syok progresif, apakah disebabkan oleh perdarahan atau
lainnya, akhirnya adalah kerusakan jantung yang progresif. Pada tahap dini
syok, hal ini kurang berperan pada kondisi penderita, sebagian menyebabkan
kerusakan jantung yang tidak berat selama jam pertama syok tetapi terutama
menyebabkan jantung mempunyai kemampuan cadangan yang amat besar, yang membuatnya
secara normal mampu memompa 300 sampai 400 persen lebih banyak darah dari pada
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk nutrisi yang adekuat. Namun, pada tahap
terakhir syok, kerusakan jantung mungkin merupakan faktor paling penting dalam
perkembangan syok.
Kegagalan
vasomotor. Pada tahap dini syok, berbagai refleks sirkulasi menyebabkan
aktivitas hebat
pada sistem saraf simpatis. Hal ini, seperti telah dibicarakan sebelumnya,
membantu menunda depresi curah jantung, dan terutama membantu mencegah
penurunan tekanan arteri. Akan tetapi, akan tiba suatu titik di mana penurunan
aliran darah ke pusat vasomotor begitu menekan pusat sehin gga pusat ini secara
progresif menjadi kurang aktif dan akhirnya sama sekali tidak aktif. Umpamanya,
penghentian total sirkulasi ke otak menyebabkan, selama 4 sampai 8 menit
pertama, reaksi simpatis yang paling dahsyat, tetapi pada l0 sampai 15 menit
terakhir, pusat vasomotor menjadi begitu depresif sehingga selanjutnya tidak ada
lagi rangsangan simpatis yang dapat ditunjukkan. Pusat vasomotor biasanya tidak
mengalami kegagalan pada tahap dini syok-hanya pada tahap lanjut.
PenghAMBATAN PembuLUH DaraH Kecil Aliran darah
lambat.
Suatu
saat, terjadi hambatan di banyak pembuluh darah kecil dalam sistem sirkulasi,
dan hal ini menyebabkan syok menjadi progresif. Penyebab awal dari penghambatan
ini adalah aliran darah yang lambat dalam pembuluh mikro. Karena metabolisme
jaringan terus berlangsung meskipun aliran rendah, sejumlah besar asam, baik asam
karbonat maupun asam laktat, terus mengalir ke daIam pembuluh darah lokal dan
sangat meningkatkan keasaman darah setempat. Asam ini, bersama produk rusak
lainnya dari jaringan iskemik, menyebabkan aglutinasi darah setempat atau
bekuan darah yang kecil, menimbulkan sumbatan kecil pada pembuluh darah kecil.
Meskipun pembuluh itu tidak menjadi tersumbat, kecenderungan sel-sel untuk
melekat satu sama'lain membuat darah lebih sulit lagi untuk mengalir melalui
pembuluh mikro, sehingga ada istilah aliran darah lambat.
Peningkatan
permeabilitas kapiler.
Setelah
sekian jam timbul hipoksia kapiler dan tidak ada nutrisi lainnya,
perrneabilitas kapiler makin meningkat dan sejumlah besar cairan mulai
mengalami transudasi ke dalarn jaringan. Hal ini selanjutnya menurunkan volume
darah dengan akibat penurunan lebih lanjut pada curah jantung, sehingga syok
menjadi lebih berat.
Hipoksia
kapiler tidak akan menyebabkan kenaikan perrneabilitas kapiler sampai tahap
lanjut dari syok yang berlangsung lama.
Pelepasan
toxin oleh jaringan iskemik
sejarah penelitian mengenai syok, telah berkali-kali dikemukakan bahwa syok
menyebabkan jaringan mengeluarkan bahan toksin, seperti histamin, serotonin, enzim jaringan , yang menimbulkan
kerusakan lebih lanjut pada sistem sirkulasi. Penelitian kuantitatif telah
mernbuktikan bahwa paling sedikit satu toksin, yaitu endotoksin, sangat
berperan dalam beberapa macam syok.
Endotoksin.
Endotoksin
dilepaskan dari tubuh bakteri gram-negatif yang mati di saluran pencernaan. Penurunan
aliran darah ke saluran pencernaan menyebabkanpeningkatan pembentukan dan
absorpsi bahan toksin ini. Toksin yang bersirkulasi kemudian menimbulkan
kenaikan metabolisme selular secara luar biasa, meskipun nutrisi sel tidak
mencukupi, dan terdapat efek khusus yang menyebabkan depresi jantung. Meskipun
endotoksin berperan penting pada beberapa macam syok, terutama syok septik,
seperti dibicarakan kemudian, namun belum jelas benar berapa banyak endotoksin
yang dikeluarkan selama syok hemoragik dan apakah hal ini terjadi atdu tidak
tetap merupakan faktor penting dalam progresi syok semacam ini.'
Kerusakan
sel secara luas.
Ketika
syok menjadi berat, sejumlah tanda-tanda kerusakan umum dari sel timbul di
seluruh tubuh. Salah satu organ yang khususnya terkena adalah hati. Hal ini
terutama terjadi akibat kurangnya makanan guna menunjang derajat metabolisme
normal yang tinggi di sel-sel hati, tetapi sebagian juga karena sel-sel hati
sangat mudah terkena toksin apa pun atau faktor metabolik abnormal lainnya pada
syok. Berbagai pengaruh selular yang bersifat merusak, yang diketahui terjadi
pada sebagian besar jaringan tubuh adalah sebagai berikut:
l.
Transpor aktif natrium dan kalium melalui membran sel sangat berkurang.
Akibatnya, natrium dan klorida bertumpuk dalam sel dan kalium hilang dari sel.
Selain itu, sel mulai membengkak.
2.
Aktivitas mitokondria di sel-sel hati begitu pula di sebagian besar jaringan
tubuh lainnya mengalami depresi hebat.
3. Lisosom mulai terurai 'pada daerah jaringan
yang luas, dengan pelepasan hidrolase intrasel
yang
menyebabkan kerusakan intrasel lebih lanjut.
4.
Metabolisme zat makanan tingkat selular, seperti glukosa, akhirnya mengalami
depresi berat pada tahap akhir syok. Aktivitas beberapa hormon juga mengalami
depresi, termasuk 200 kali depresi pada aktivitas insulin.
Semua
pengaruh ini berperan pada kerusakan lebih lanjut berbagai organ tubuh,
rerutama khususnya (l) hati, dengan depresi pada banyak fungsi merabolik dan
detoksifikasinya; (2) paru-paru, dengan kemungkinan timbulnya edema paru dan
kemampuan oksigenasi darah yang rendah, dan (3) jantung, yang selanjutnya
mendepresi kontraktilitas jantung.
Nekrosis
Jaringan pada Syok Berat-Area Nekrosis yang Tidak Menyeluruh Akibat Aliran
Darah yang Tidak Sempurna pada Berbagai Organ.Tidak semua sel tubuh mengalami kerusakan yang
sama akibat syok, karena beberapa jaringan mempunyai suplai darah yang lebih
baik dari pada yang lainnya. Sebagai contoh, sel-sel yang terletak berdekatan
dengan ujung arteri dari kapiler menerima nutrisi yang lebih baik daripada
sel-sel di ujung vena dari kapiler yang sama. Karena itu, kita akan menemukan
lebih banyak defisiensi nutritif di sekitar ujung vena dari kapiler
dibandingkan di tempat lainnya. Hal ini merupakan gejala yang ditemukan Crolell
pada jaringan yang diteliti di sebagian besar tubuh.
Kerusakan
kecil yang serupa terjadi juga di otot jantung, meskipun di sini pola tertentu,
seperti yang terjadi di hati, tidak dapat diperlihatkan. Meskipun demikian,
kerusakan jantung mungkin berperan penting dalam menimbulkan tahap ireversibel
akhir dari syok. Kerusakan juga timbul di ginjal, terutama di epitel tubulus
ginjal, menyebabkan gagal ginjal dan selanjutnya kematian karena uremia
beberapa hari kemudian. Kerusakan paru seringkali juga menimbulkan distres
pernapasan dan kematian beberapa hari kemudian-yang disebut sindrom syok paru.
Asidosis
pada syok.
Sebagian
besar gangguan metabolik yang timbul pada jaringan akibat syok dapat menyebabkan
asidosis. Yang penting adalah pengiriman oksigen ke jaringan yang sangat
sedikit, yang sangat mengurangi metabolisme oksidatif dari makanan. Bila hal
ini terjadi, sel memperoleh energinya melalui proses anaerobik dari glikosis,
yang menjurus ke pembentukan sejumlah besar kelebihan asam laktat di darah.
Sebagai tambahan, aliran darah yang sedikit melalui jaringan akan mencegah
pembuangan nortnal karbon dioksida; karbon dioksida bereaksi dengan air secara
lokal di sel guna membentuk konsentrasi asam karbonat intrasel yang tinggi; hal
ini selanjutnya bereaksi dengan berbagai penyangga jaringan guna membentuk lagi
bahan asam intrasel lainnya.
Jadi,
pengaruh kerusakan lainnya yang disebabkan oleh syok adalah asidosis jaringan
setempat maupun umum, yang menyebabkan progresi dari syok itu sendiri lebih
lanjut.
Syok
Ireversibel
Setelah
syok berlanjut hingga mencapai suatu tahap tertentu, maka transfusi atau bentuk
terapi lain apa pun tidak akan mampu lagi untuk menolong hidup orang tersebut.
Orang tersebut dikatakan berada dalam tahap ireversibel dari syok. Ironisnya, meskipun
berada dalam tahap ireversibel, suatu terapi kadang- kadang masih dapat
mengembalikan tekanan arteri dan bahkan curah jantung ke nilai normal atau mendekati
normal untuk waktu singkat, tetapi sistem sirkulasi terus mengalami kerusakan
lebih lanjut, dan kematian menyusul dalam beberapa menit sampai beberapa jam
kemudian.
pengaruh
ini, yang memperlihatkan bahwa transfusi selama tahap ireversibel kadang-kadang
dapat menyebabkan curah jantung (maupun tekanan arteri) kembali normal. Akan
tetapi, curah jantung segera menurun lagi, dan transfusi selanjutnya semakin
tidak berpengaruh. Telah terjadi suatu perubahan pada sel-sel jantung, jaringan
lainnya, atau keduanya yang tidak selalu mempengaruhi kemampuan segera dari
jantung untuk memompa darah, namun setelah waktu yang lama akan menekan
kemampuan ini dan mengakibatkan kematian.
Terkurasnya
cadangan fosfat selular berenergi tinggi pada syok ireversibel.
Cadangan
fosfat berenergi tinggi di jaringan tubuh, terutama di hati dan jantung, akan
sangat berkurang pada syok berat. Pada dasarnya semua kreatinin fosfat telah
terurai, dan hampir semua adenosin trifosfat telah terurai menjadi adenosin
difosfat, adenosin monofosfat, dan, akhirnya, adenosin. Kemudian banyak dari
adenosin berdifusi keluar dari sel masuk kedalam darah sirkulasi dan diubah
menjadi asam urat, suatu bahan yang tidak dapat masuk kembali ke alam sel guna
membentuk sistem adenosin fosfat. Adenosin baru dapat disintesis pada kecepatan
hanya sekitar 2 persen jumlah selular norrnal setiap jam, yang berarti bahwa
sekali terkuras, gudang fosfat berenergi tinggi dalam sel sulit diganti. Salah
satu hasil akhir utama yang bersifat menghancurkan dari kerusakan pada syok,
dan mungkin satu dari yang paling utama dari perkembangan tahap akhir ireversibel,
adalah terkuras habisnya gugusan fosfat berenergi. tinggi di sel.
Syok
Hipovolemik yang Disebabkan OIeh Kehilangan Plasma
Kehilangan
plasma dari sistem sirkulasi, bahkan tanpa kehilangan seluruh darah, dapat
cukup berat untuk mengurangi volume darah total secara nyata, dengan demikian
menyebabkan syok hipovolemik khas yang serupa daiam banyak hal dengan yang
disebabkan oleh perdarahan. Kehilangan plasma secara hebat terjadi pada keadaan
sebagai berikut:
l.
Obstruksi usus halus seringkali rnenyebabkan
penurunan'
volume plasma secara hebat. Distensi usus halus pada bagian obstruksi akan
menghambat alir balik vena dalam sirkulasi . intestinal, sehingga meningkatkan
tekanan kapiler intestinal. Hal ini kemudian menyebabkan cairan bocor dari
kepiier masuk ke dalam dinding usus dan lumen usus. Juga, cairan yang hilang
memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga mengurangi protein plasma
total maupun volume plasma.
2.
Pada penderita dengan luka bakar hebat atau pengelupasan kulit lainnya, hampir
selalu terjadi kehilangan plasma yang demikian banyak melalui daerah
pengelupasan, sehin gga volume plasma menjadi sangat menurun.
Syok hipovolemik yang timbul akibat hilangnya
plasma hampir mempunyai sifat-sifat khas yang sama dengan syok akibat perdarahan,
kecuali satu faktor komplikasi tambahan-viskositas darah menjadi sangat meningkat
akibat hilangnya plasma, dan hal ini menimbulkan kembali perlambatan aliran
darah. Hilangnya cairan dari semua kompartemen cairan dalam tubuh disebut
dehidrasi; ini juga dapar mengurangi volume darah, dan menimbulkan syok
hipovolemik yang sangat mirip dengan syok akibat perdarahan. Beberapa penyebab
dari Qentuk syok ini antara lain (1) berkeringat yang luar biasa; (2) hilangnya
cairan karena diare berat atau muntah-muntah, (3) hilangnya cairan yang
berlebihan karena ginjal yang nefrotik; (4) asupan cairan dan elektrolit yang
tidak mencukupi, dan (5) kerusakan korteks adrenal, dengan akibat kegagalan
ginjal untuk mereabsorbsi natrium, klorida, dan air _karena tidak adanya hormon
aldosteron.
Syok
Hipovolemik Akibat Trauma
Salah
satu penyebab syok sirkulasi yang paling serirtg adalah trauma pada tubuh.
Seringkali syok ditimbulkan oleh perdarahan karena traurna, tetapi juga dapat
timbul tanpa perdarahan karena kontusio tubuh dapat merusak kapiler sehingga
terjadi kehilangan plasma yang berlebihan ke dalam jaringan. Ini menimbulkan pengurangan
volume plasma yang sangat besar dengan akibat syok hipovolemik.
Rasa
nyeri yang berhubungan dengan trauma hebat dapat menjadi .faktor tambahan yang
merugikan pada syok traumatik karena nyeri kadang-kadang menghambat pusat
vasomotor, sehingga menghambat sinyal-sinyal simpatis ke sirkulasi. Hal ini
kemudian meningkatkan kelenturan vaskular dan mengurangi alir balik vena.
Berbagai usitlta.iuga telah dilakukan untuk melibatkan faktor toksik yang
dibebaskan oleh jaringan yang terkena trauma sebagai salah satu penyebab syok
setelah trauma. Namun, percobaan transfusi silang telah gagal untuk
membuktikart elemen toksik tersebut.
Sebagai
kesimpulan, syok traumatik narnpaknya terutarna diakibatkan oleh hipovolemik,
meskipun mungkin juga terdapat suatu derajat sedang dari syok neurogenik yang
disebabkan oleh nyeri.
Syok neurogenik – kenaikan KAPASITAS VASKULAR
Kadang-kadang
syok timbul tanpa adanya kehilangan volume darah. Sebaliknya, kapasitas
vaskular meningkat begitu besar sehingga jumlah normal darah menjadi tidak
mampu untuk mengisi sistem sirkulasi secara cukup. Salah satu penyebabnya
adalah hilangnya tonus vasomotor secara tiba-tiba di seluruh tubuh, terutama
yang menyebabkan dilatasi luar biasa pada vena. Keadaan tersebut dikenal dengan
syok neurogenik.
penYEBAB Syok NeurogEMiK.
Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan hilangnya tonus vasomotor
adalah:
l.
Anestesi umum yang dalam seringkali menekan pusat vasomotor sehingga
menimbulkan kolaps
vasomotor, dengan akibat sygk neurogenik.
2.
Anestesi spinal, terutama bila menyeluruh keatas sepanjang tnedula spinalis,
menghambat aliran impuls simpatis keluar dari sistem saraf dan menjadi penyebab
yang kuat dari syok neurogenik.
3.
Kerusakan otak seringkali rnenyebabkan kolaps vasomotor. Banyak penderiia yang
mengalami gegar otak atau kontusio daerah basal otak mengalami syok neurogenik
yang hebat. Juga, meskipun beberapa menit pertama dari iskemia medula dapat
menyebabkan aktivitas vasomotor yang luar biasa, namun iskemia yang berlangsung
lama (lebih dari 5 sampai l0 menit) dapat menyebabkan tidak aktifnya neuron
vasomotor dan menimbulkan syok neurogenik yang hebat.
SYOK
ANAFITAKTIK
"Anafilaksis"
merupakan kondisi alergi di mana curah jantung dan tekanan arteri seringkali
menurun dengan hebat. Anafilaksis terutama'disebabkan oleh suatu reaksi
antigen-antiobodi yang itimbul segera setelah suatu antigen, yang sangat
sensitif untuk seseorang, telah masuk ke dalam sirkulasi. Satu efek utamanya
adalah menyebabkan basofil dalam darah dan sel mast dalam jaringan prekapiler
melepaskan histamin atau bahan seperti histamin. Histamin selanjutnya
menyebabkan (1) kenaikan kapasitas vaskular akibat dilatasi vena, (2) dilatasi
arteriol yang mengakibatkan tekanan arteri menjadi sdngat menurun, dan (3)
kenaikan luar biasa pada perrneabilitas kapiler dengan hilangnya cairan dan
protein ke dalam ruang jaringan secara cepat.
Hasil
akhirnya merupakan suatu penurunan yang luar biasa pada alir balik vena dan
seringkali menimbulkan syok serius sehingga pasien meninggal dalam beberapa
menit.
Selanjutnya,
penyuntikan sejumlah besar histamin secara intravena menyebabkan "syok
histamin," yang sifatnya hampir identik dengan syok anafilaktik, meskipun
biasanya kurang serius.
Syok
SEPTIK
Keadaan
yang dulu dikenal dengan istilah populer "keracunan darah" sekarang
disebut'syok septik oleh para ahli klinik. Hal ini diartikan secara luas
sebagai infeksi bakteri yang menyebar luas ke banyak bagian tubuh, di mana
infeksi disebarkan lewat darah dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dan
menyebabkan kerusakan yang luas. Terdapat banyak macam syok septik karena
banyak macam infeksi bakteri yang dapat menyebabkannya, jugu karena infeksi di
satu bagian tubuh akan menghasilkan pengaruh yang berbeda dengan yang
disebabkan oleh infeksi lain dalam tubuh.
Syok
septik sangat penting bagi dokter klinik karena jenis syok ini, lebih sering
dari pada jenis syok lainnya di samping syok kardiogenik, menimbulkan kematian
di rumah sakit modern. Beberapa penyebab khas dari syok septik antara lain
sebagai berikut:
l.
Peritonitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uterus dan tuba
falopii, seringkali adalah akibat dari abortus instrumentalis yang dilakukan
dalam kondisi tidak steril.
2.
Peritonitis karena ruptur usus, kadang-kadang disebabkan oleh penyakit usus dan
kadang-kadang oleh cedera.
3.
Infeksi generalisata karena penyebaran dari infeksi kulit biasa, seperti
infeksi streptokokus atau stafilokokus.
4.
Infeksi gangrenosa generalisata yang secara spesifik disebabkan oleh basil
gangren gas, mula-mula menyebar melalui jaringan itu sendiri dan akhirnya lewat
darah ke organ interna, terutama hati.
5.
Infeksi yang menyebar ke dalam darah dari ginjal atau traktus urinarius,
seringkali disebabkan oleh basil koli.
Gambaran
khusus syok septik. Karena terdapat banyak jenis syok septik, maka sulit untuk
menggolongkan keadaan tersebut. Beberapa gejala antara lain:
l.
Demam tinggi
2.
Seringkali vasodilatasi nyata di seluruh tubuh, terutama pada jaringan yang
terinfeksi.
3.
Curah jantung yang tinggi pada sekitar separuh penderita, disebabkan oleh
adanya vasodilatasi di jaringan yang terinfeksi dan oleh derajat metabolik yang
tinggi dan vasodilatasi di tempat lain dalam tubuh, akibat dari rangsangan
toksin bakteri terhadap metabolisme sel dan dari suhu tubuh yang tinggi.
4.
Melambatnya aliran darah, mungkin disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah
sebagai respons terhadap jaringan yang mengalami degenerasi.
FAAL
PENGOBATAN PADA SYOK
Terapi
Penggantian
Transfusi
darah dan plasma. Jika seseorang berada dalam keadaan syok akibat perdarahan,
kemungkinan terapi yang paling baik biasanya adalah transfusi darah lengkap.
Jika syok disebabkan oleh hilangnya plasma, terapi terbaik adalah pemberian plasma;
bila dehidrasi sebagai penyebabnya, pemberian larutan elektrolit yang tepat.
dapat memulihkan syok
.
Darah
lengkap tidak selalu tersedia, seperti dalam keadaan pertempuran. Plasma
biasanya dapat menggantikan darah lengkap karena plasma meningkatkan volume
darah dan mengembalikan hemodinamika normal. Plasrna tidak dapat memulihkair
hematokrit norrnal, tetapi manusia biasanya dapat bertahan pada penurunan
hematokrit sampai kira-kira sepertiga normal sebelum menimbulkan akibat serius
jika curah jantung mencukupi. Karena itu, pada keadaan akut, cukup beralasan
untuk menggunakan plasma dalam menggantikan darah lengkap guna mengobati syok hemoragik
dan sebagian besar bentuk syok hipovolemik lainnya.
Kadang-kadang
plasma juga tidak tersedia. Dalam keadaan ini, berbagai pengganti plasma telah
dikembangkan, yang melaksanakan fungsi hemodinamika hampir tepat sama dengan
plasma. Salah satunya adalah larutan dekstran.
Larutan
dekstran sebagai pengganti Plasma. syarat utama suatu pengganti plasma yang benar-benar
efektif adalah yang tetap tinggal di sistem sirkulasi-yaitu, tidak tersaring
melalui pori-pori kapiler ke dalam ruang jaringan. Selain itu, larutan harus
tidak boleh toksik dan mengandung elektrolit yang tepat guna mencegah kekacauan
elektrolit cairan
ekstraselular
pada waktu diberikan. Agar tetap berada di sirkulasi, pengganti plasma harus
mengandung bahan yang mempunyai ukuran molekul cukup besar untuk mendesak
tekanan osmotik koloid.
Sejauh
ini, salah satu bahan yang paling memuaskan untuk tujuan tersebut adalah
dekstran, suatu polimer polisakarida glukos a yang besar. Bakteri tertentu mengeluarkan
dekstran sebagai produk tambahan dari pertumbuhan mereka, dan dekstran yang
dijual dibuat melalui prosedur biakan bakteri. Dengan mengubah kondisi
pertumbuhan bakteri, berat molekul dekstran dapat dikendalikan sesuai
kebutuhan. Dekstran dengan besar molekul yang sesuai tidak dapat melewati pori
kapiler dan, karena itu, dapat menggantikan protein plasma sebagai bahan
osmotik koloid.
Telah
teramati beberapa reaksi toksik ketika dekstran dipakai untuk menyediakan
tekanan osmotik koloid; karena itu, larutan dari bahan ini telah terbukti menjadi
pengganti plasma yang memuaskan pada terapi penggantian banyak cairan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar